Produk Bioteknologi Konvensional - Part 2
Tapai
Tapai
merupakan salah satu makanan tradisional yang dibuat melalui proses fermentasi,
dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Mutu tapai yang baik ditandai
dengan aroma yang harum, enak, legit, dan tidak menyengat karena terlalu tinggi
kadar alkoholnya. Tapai umumnya mempunyai tekstur yang lunak dan berair dengan
rasa yang manis, asam, dan sedikit bercitarasa alcohol, yang merupakan keunikan
yang dimiliki oleh produk hasil fermentasi. Adapun kandungan alcohol dalam
tapai adalah sekitar 3-5% dengan pH sekitar 4.
Gambar
ragi tapai (Sumber: http://darsatop.lecture.ub.ac.id/)
Ragi
tapai adalah starter untuk membuat tapai ketan atau tapai singkong. Ragi
mengandung mikroorganisme yang dapat mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula
sederhana (glukosa) yang selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol. Selain itu,
ragi tapai juga menghasilkan enzim Fitase. Kandungan pada ragi dalam 100 gram
yaitu protein sebanyak 43 gram, karbohidrat sebanyak 3 gram, kalsium sebanyak
140 gram, air sebanyak 10 gram dan kalori sebanyak 136 kkal
Mikroba
utama yang terkandung dalam ragi tapai adalah khamir Saccharomyces
cerevisiae yang mengubah karbohidrat (fruktosa dan glukosa) menjadi alcohol
dan karbondioksida. Selain khamir tersebut, terdapat mikroba lain di dalam ragi
tapai, antara lain Aspergillus, Amylomyces rouxii, Mucor
sp., dan Rhizopus sp.
Jenis
tapai berdasarkan bahan dasarnya:
Tapai
ketan
Pembuatan
tapai ketan umumnya menggunakan beras ketan hitam dan beras ketan putih
berfungsi agar diperoleh tekstur yang lunak dan berair serta dapat menutupi
sifat dari beras ketan hitam yang memiliki tekstur tidak mudah hancur dan yang
lebih keras dibanding beras ketan putih. Mekanisme fermentasi tapai yaitu pati
di hidrolisis oleh enzim amilase yang dihasilkan oleh kapang, khamir, atau
bakteri yang bersifat amilolitik.
Tapai ketan umumnya berbentuk semi-cair, lunak, berasa manis keasaman, mengandung alkohol, dan memiliki tekstur lengket. Kandungan gizi tapai ketan (dalam 100 g bahan) yaitu Protein, Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Fosfor, Besi dan Vitamin B1. Selama fermentasi, tapai mengalami perubahan, perubahan biokimia akibat aktivitas mikroorganisme. Berikut merupakan video pembuatan tapai ketan.
Tapai Singkong
Berikut merupakan video pembuatan tapai singkong.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembuatan tapai, adalah sebagai berikut:
Ragi (jenis
dan konsentrasi)
Ragi yang
digunakan sangat dapat mempengaruhi hasil yang akan diperoleh dikarenakan ragi
yang digunakan tersebut bisa tidak menggunakan kultur murni yaitu dengan
penambahan beras. Jumlah ragi yang diberikan juga dapat mempengaruhi
dikarenakan jika ragi yang diberikan terlalu banyak maka dapat membuat tapai
tersebut sangat lunak.
Suhu
Faktor
suhu yang digunakan dalam pembuatan tapai harus sesuai agar fermentasi dapat
berlangsung dengan baik. Jika suhu terlalu tinggi maka mikroba pada ragi yaitu Saccahromyses
cerevisiae mati, sedangkan pada suhu rendah Saccahromyses cerevisiae
tidak aktif sehingga tidak dapat memfermentasi beras ketan menjadi tapai. Suhu
optimum inkubasi untuk pertumbuhan Saccahromyses cerevisiae yaitu 25-300C
Oksigen
Faktor
oksigen juga sangat mempengaruhi dikarenakan mikroba pada tapai dapat tumbuh
dengan baik pada kondisi anaerob.
Referensi:
Islami,
R. (2018). Pembuatan Ragi Tapai dan Tapai (Making
Yeast Tapai and Tapai). Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Agrokompleks, 1(2),
56-63. Retrieved from https://journal.unhas.ac.id/index.php/jppa/article/view/6531.
Devindo,
Zulfa, C. S., Attika, C., Handayani, D., Fevria, R. (2021). Pengaruh Lama
Fermentasi dalam Pembuatan Tape. Prosiding Seminar Nasional Biologi 2021
Universitas Negeri Padang, 1(2021), 600-607. Doi: https://doi.org/10.24036/prosemnasbio/vol1/74.
Komentar
Posting Komentar